Jumat, 29 Mei 2015

Kerajaan Islam di Sulawesi


1.    Kerajaan Islam Gowa dan Tallo
                 Kerajaan Islam Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling berhubungan baik. Berdiri pada tahun 1591 M, Raja pertama Kerajaan Gowa yang masuk Islam adalah Karaeng Tonigallo setelah menganut Islam ia mengganti namanya dengan Sultan Alauddin Awwalul Islam (1591-1638 M). Pada tahun 1603 M kerajaan Islam Gowa diproklamirkan sebagai kerajaan Islam Makassar.
        Setelah Sultan Alauddin wafat tahun 1638 M, digantikan oleh anaknya Hasanuddin. Nama kecil Hasanuddin adalah Mallombasi atau Muhammad Bakir dan setelah dewasa bergelar Daeng Mattawang, sebagai anak raja Gowa ia bergelar Karaeng Bontomangape.  Setelah dinobatkan sebagai raja Makasar ke 16 ia bergelar Sultan Hasanuddin (1653 – 1669).
        Pada masa pemerintahannya ia berhasil membawa kerajaan Gowa kepada puncak kejayaannya, sehingga Gowa menjadi kerajaan Islam terbesar di Indonesia Bagian Timur.
        Ketika Belanda berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia Timur, ditentang habis-habisan oleh Sultan Hasanuddin. Keberanian Sultan Hasanuddin untuk Menentang Belanda menyebabkan ia dijuluki sebagai Ayam Jantan dari Timur. Melihat keadaan itu, membuat Belanda marah dan melakukan penyerangan ke Gowa. Serangan itu dipimpin oleh Cornelis Janszoon Speelman dan mendapat bantuan dari Aru Palaka dengan pasukan Bugisnya.
        Serangan ini menyebabkan Gowa mengalami kekalahan. Untuk mengikat kekuatan atas kemenangan Belanda, diadakan perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667 M.
Isi perjanjian :
1)   VOC/Belanda berhak menguasai dan memonopoli perdagangan di Makasar.
2)   Sultan Hasanuddin harus mengakui kekuasaan VOC di Makasar.
3)   Sultan Hasanuddin harus membayar seluruh biaya perang.
4)   Aru Palaka ditetapkan menjadi raja
                        Pada tanggal 12 April 1668 M terjadi lagi peperangan antara Gowa dengan VOC, peperangan lebih kurang satu tahun dan menyebabkab jatuhnya benteng Sombaopu ke tangan Belanda. Setelah itu Sultan Hasanuddin mengundurkan diri dan akhirnya wafat pada tanggal 12 Juni 1670 M. Semenjak itu tak terdengar lagi cerita Kerajaan Islam Gowa.

Kerajaan Islam di Pulau Jawa


1.    Kerajaan Islam Demak
       Kerajaan Islam Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, didirikan oleh Raden Fatah atau yang dikenal dengan pangeran Jimbun/Senopati Jimbun Ngabdurrahman. Pusat pemerintahannya terletak di kota Demak, Semarang, Jawa Tengah. Pada mulanya Demak adalah sebagai pusat pengajaran agama yang didirikan Raden Fatah. Ia mulai membuka pesantren pada tahun 1475 M atas perintah Sunan Ampel, selanjutnya Demak menjadi pusat perdagangan dan akhirnya menjadi Kerajaan Islam yang berdiri sekitar tahun 1500 M. Raden Fatah wafat tahun 1518 M, digantikan oleh putranya Adipati Unus/Pati Unus(1518-1521 M), yang bergelar adalah Pangeran Sebrang Lor artinya seorang pangeran yang menyeberang ke sebelah Utara.
       Adipati Unus wafat tahun 1421 M. Ia digantikan oleh Sultan Trenggono (1521-1546 M). Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Islam Demak mencapai puncak kejayaan. Pada waktu itu datang seorang mubaligh dari Samudera Pasai bernama Fatahillah atau Fadilah Khan. Di Demak Fatahillah menjadi guru agama di lingkungan istana, sebagai penasehat Sultan dan panglima tentara Demak. Kemudian Fatahillah dikawinkan dengan adik Sultan Trenggono yaitu Nyai Ratu Pembayun.
       Pada tahun 1526 M Sultan Trenggono menyiapkan tentaranya untuk menyerang Banten dan Sunda Kelapa dibawah pimpinan Fatahillah. Dalam perjalanannya, tentara Demak singgah di Cirebon. Di situ Fatahillah bertemu dengan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), menantunya sendiri.
Dalam kesempatan itu Fatahillah mendapat bantuan tentara sehingga pasukan Demak berjumlah 1967 personel dengan persenjataan yang lengkap.
       Tahun 1526 M pelabuhan Banten dapat ditundukkan oleh Fatahillah, selanjutnya satu tahun kemudian menyerang Sunda Kelapa dan ditaklukkan pada 22 Juni 1527 M. Selanjutnya Sunda Kelapa berganti nama  menjadi Jayakarta.Penggantian nama tersebut diresmikan oleh Sunan Gunung Jati.
       Usaha Perluasan wilayah Timur dilakukan Sultan Trenggono pada tahun 1546 M. Dalam serangan ke Jawa Timur itu Sultan Trenggono gugur, sehingga pasukan kembali ke Demak. Dia digantikan oleh putranya bernama Sultan Prawoto yang hanya memerintah kurang lebih satu tahun karena ia terbunuh oleh Aria Penangsang.
       Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono penyebaran Islam memperoleh perhatian besar. Masjid Demak yang dibangun Raden Fatah, dipugar kembali oleh Sultan Trenggono. Pada masa ini hidup empat orang dari Wali Songo, yaitu:
1)   Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
2)   Sunan Kudus (Syekh Ja’far Shadiq)
3)   Sunan Kalijogo (Raden Mas Joko Sa’id)
4)   Sunan Muria (Raden Prawoto) atau kadang-kadang disebut juga Raden Umar Said.

2.    Kerajaan Islam Pajang
          Kesultanan Pajang merupakan pelanjut dari kesultanan Demak. Wilayah Keraaan Pajang terletak di daerah Kertasura sekarang. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam Pertama di Pedalaman Jawa. Usia kesultanan ini tidak lama karena diambil alih oleh Kerajaan Mataram.
          Sultan pertama dari kerajaan ini adalah Jaka Tingkir yang bergelar Sultan Adiwijaya, menantu Sultan Trenggono. Ia diangkat oleh Sultan Trenggono menjadi penguasa Pajang. Pada tahun 1546 M setelah Sultan Trenggono meninggal, di Kerajaan Demak terjadi perebutan kekuasaan.
Jaka Tingkir yang telah menjadi penguasa di Pajang segera mengambil alih kekuasaan karena pewaris tahta kerajaan bernama Sultan Prawoto tewas dibunuh oleh Aria Penangsang. Setelah mengambil alih kekuasaan, Jaka Tingkir meminta agar semua pusaka kerajaan dipindahkan ke Pajang.
          Jaka Tingkir adalah seorang penguasa yang sangat berpengaruh masa itu. Pada masanya, Islam berkembang dengan pesat, dia berusaha memperluas wilayah ke pedalaman hingga ke arah Timur daerah Madiun. Setelah itu secara berturut-turut menaklukkan Blora tahun 1554 M, Kediri tahun 1577 M dan pada tahun 1581 M ia mendapat pengakuan sebagai raja Islam dari raja-raja yang berkuasa di jawa Timur. Pada masanya terdapat pula perkembangan peradaban Islam di Jawa, terutama sastra dan kesenian.

3.    Kerajaan Islam Mataram
          Awal pembentukan kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang meminta bantuan  kepada Ki Gede Pamanahan untuk menghadapi pemberontakan Aria Penangsang. Sebagai balas jasa sultan Hadiwijaya memberinya hadiah daerah Mataram yang menurunkan raja-raja Islam Mataram.
          Pada tahun 1577 M Ki Pamanahan menempati istana barunya di Mataram. Dia Digantikan oleh putranya, bernama Senopati tahun 1584 M dan dikukuhkan oleh Sultan Pajang. Senopatilah yang dianggap sebagai Sultan Mataram yang pertama.
          Senopati berkeinginan menguasai semua kerajaan yang berada dibawah pengaruh kerajaan Pajang. Hal itu tidak mendapat dukungan apalagi pengakuan dari para raja di Jawa Timur yang merupakan kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Demak-Pajang.
          Senopati meninggal dunia tahun 1601 M, digantikan oleh putranya Seda Ing Krapyak yang berkuasa hingga tahun 1613 M, setelah itu digantikan oleh puteranya Sultan Agung. Sultan Agung berusaha melanjutkan usaha ayahnya untuk memperluas wilayah kekuasaan, termasuk menguasai wilayah Jawa Timur secara keseluruhan. Pada masa ini terjadi kontak senjata pertama dengan Belanda.
                        
4.    Kerajaan Islam Cirebon
         Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam Pertama di Jawa Barat dan didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Cirebon pada awal abad ke-16 M merupakan sebuah daerah kecil di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran.
          Orang yang berhasil memajukan Cirebon adalah Pangeran Walangsungsang dan orang yang berhasi meningkatkan status Cirebon  menjadi kerajaan adalah Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati adalah putera dari Nyai Rara Santang dengan Maulana Sultan Mahmud alias Syarif Abdullah dari Bani Hasyim.  Sunan Gunung Jati lahir pada tahun 1448 M dan wafat tahun 1568 M dalam usia 120 tahun.
          Dari Cirebon Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, kawali (Galuh), Sunda Kelapa dan Banten. Pengembangan Islam dan perdagangan di wilayah Banten dilakukan oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1525 M. Ketika ia kembali ke Cirebon, Banten diserahkan kepada anaknya bernama Sultan Hasanuddin. Sultan Hasanuddin inilah yang menurunkan raja-raja Banten. Pada tahun 1527 M Sunan Gunung Jati menyerang ke wilayah Sunda Kelapa dan dapat dikuasai.
          Sunan Gunung Jati wafat ia digantikan oleh Cicitnya bernama Pangeran Ratu atau Panembahan Ratu. Panembahan Ratu Wafat tahun 1650 M, digantikan oleh putranya bernama Panembahan Girilayah.

5.    Kerajaan Islam Banten
       Kesultanan Banten didirikan oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1526 M atas bantuan Fatahillah. Pada saat itu Fatahillah memimpin tentara Demak dan Cirebon guna merebut wilayah Pajajaran dan penyebaran Islam di wilayah Jawa Barat. Ketika akan kembali ke Cirebon, Banten diserahkan kepada puteranya bernama Sultan Hasanudin.
       Sultan Hasanudin memerintah pada tahun 1552-1570 M, mula-mula Banten dalam kekuasaan kerajaan Islam Demak,tapi ketika di Demak terjadi
kekacauan, maka Sultan Hasanudin menyatakan Banten bebas dari kekuasaan raja Demak. Pada masa Sultan Hasanudin terjadi penyebaran Islam ke daerah Lampung dan juga terjadi hubungan persahabatan dengan sultan Aceh yang menguasai Indrapura. Bahkan hubungan itu diperkuat dengan pernikahan antara Sultan Hasanudin dengan puteri Indrapura.
       Sultan Hasanudin Wafat tahun 1570 M, pemerintahan Kerajaan Banten dilanjutkan oleh anaknya yang bernama  Maulana Yusuf. Ia memerintah pada tahun 1570-1580 M. Pada tahun 1579 M Sultan Maulana Yusuf mulai mengadakan penyebaran agama Islam ke wilayah Pajajaran.
Raja terakhir  Pajajaran yang bernama Prabu Sedah meninggal dunia ketika terjadi serangan tentara Banten yang dipimpin Sultan Maulana Yusuf. Dengan meninggalnya Prabu Sedah ini maka berakhirlah kerajaan Hindu dan Budha di Jawa Barat.
       Sultan Maulana Yusuf meninggal tahun 1580 M dan digantikan oleh puteranya yang bernama Maulana Muhammad. Ia memerintah pada tahun 1580-1596 M, ia bergelar Kanjeng Ratu Banten. Ia naik tahta sewaktu berusia 9 tahun, oleh karena itu, pemerintahan dijalankan oleh Mangkubumi yang dibantu oleh Tuan Kadi Besar. Pada tahun 1596 M waktu berusia 25 tahun Maulana Muhammad kembali memegang pemerintahan sendiri. Pada waktu itu ia juga mengadakan serangan ke Kerajaan Islam Palembang yang diperintah oleh Kiyai Gedeh Ing Soro sebagai Adipati yang setia kepada kerajaan Islam Mataram. Dalam penyerangan itu Maulana Muhammad tewas terbunuh.
       Pengganti Maulana Muhammad adalah Puteranya yang bernama Abdul Mufakhir. Karena masih bayi, maka pemerintahan dipegang oleh Mangkubumi Ranamanggala. Ia menjadi Wali Banten tahun 1608-1624 M. Pada masa Ranamanggala ini Banten mencapai kebesaran dan kejayaan.
       Pada tahun 1624 M Ranamanggala Mangkat, sehingga keadaan setelah itu menjadi lemah. Banten mulai bangkit lagi di waktu pemerintahan dipegang oleh Abdul Fatah yang terkenal dengan sebutan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682 M). Sultan Ageng Tirtayasa sangat anti Belanda, sikapnya ini didukung oleh Syeikh Yusuf Al-Makassary, seorang ulama Makasar yang melarikan diri ke Banten karena Makasar diserang Balanda pada tahun 1667 M. Tetapi sikap ini tidak disetujui oleh anaknya Abdul Kahar yang terkenal dengan sebutan Sultan Haji.
       Perselisihan paham antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya Sultan Haji dimanfaatkan oleh Belanda untuk menyerang Banten. Pada tahun 1681 M terjadi peperangan yang sangat hebat antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji.
Dalam pertempuran itu Sultan Haji mendapat kemenangan karena dibantu oleh Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap Belanda  tahun 1683 M dan dibawa ke Batavia, kemudian ia meninggal tahun 1692 M dalam tahanan Belanda.
       Setelah itu, pemerintahan berada di tangan Sultan Haji yang pro Belanda. Tapi Pemerintahan Sultan Haji tidak berkembang karena selalu diatur oleh Belanda. Ketika Deandels menjadi Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia tahun 1808-1811 M, Kerajaan Islam Banten dihapuskan. Sejak itu kerajaan Islam Banten tidak terdengar lagi dalam percaturan dunia Islam, khususnya di Nusantara.

Mengenal Thatikat dalam Islam


PENGERTIAN
Dari segi bahasa thariqat  berasal dari bahasa Arab artinya Jalan,keadaan,aliran dalam garis sesuatu. Jamil Shaliba mengatakan secara harfiah thariqat berarti jalan yang terang,lurus yang memungkinkan sampai pada tujuan dengan selamat.
Menurut istilah thariqat lebih banyak dipergunakan ahli tasauf.Mustafa Zahri dalam hubungan ini mengatakan thariqat adalah :Jalan atau petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontokan oleh Nabi Muhammad dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya,tabi’in  dan atba’ tabi’in turun temurun sampai kepada guru-guru secara berantai sampai pada kita ini.
Lebih khusus lagi thariqat dikalangan sufiyah berarti : system dalam rangka mengadakan latihan jiwa,membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan mengisi dengan sifat-sifat yang terpuji dan memperbanyak zikir dengan penuh ikhlas semata-mata untuk mengharapkan bertemu dan bersatu secara ruhiah dengan Tuhan.
Jalan dalam thariqat itu antara lain terus menerus berada dalam zikir atau ingat terus kepada Allah,dan terus menerus menghindarkan diri dari sesuatu yang melupakan Allah.

TUJUAN
Harun Nasution Mengatakan thariqat ;jalan yang harus ditempuh seorang sufi dalam tujuan :”Berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Hamka mengatakan  bahwa diantara makhluk dan khaliq itu ada perjalanan hidup yang harus ditempuh.
Dengan memperhatikan pendapat diatas,bahwa yang dimaksud thariqat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam.Amalan dalam thariqat ini ditujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah) dengan Allah.
Thariqat,mengandung arti organisasi,yang mempunyai Syaikh,upacara ritual dan bentuk zikir tertentu.Guru dalamthariqat yang sudah melembaga itu disebut  Mursyid atau Syaikh dan wakilnya disebut Khalifah,pengikutnya disebut Murid,sedangkan tempat
Nya disebut Ribath atau Zawiyah atau Taqiyah,selain itu thariqat memiliki amalan atau ajaran wirid tertentu.Menurut ketentuan thariqat  bahwa seorang Syaikh sangat menentu kan terhadap muridnya. Dan murid harus patuh,mengikuti perintah Syaikhnya.
Karena thariqat itu merupakan jalan yang harus dilalui untuk mendekatkan diri kepada Allah,maka orang yang menjalankan thariqat itu harus menjalankan syari’at dan simurid harus memenuhi unsure-unsur sebagai berikut :
  1. Mempelajari ilimu pengetahuan yang berkaitan dengan syari’at agama.
  2. Mengamati dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak guru,dan  melaksanakan perintahnya dan meninggalkan larangannya.
  3. Tidak mencari keringan  dalam beramal agar tercapai kesempurnaan yang hakiki
  4. Berbuat dan mengisi waktu seefisien mungkin dengan segala wirid dan do’a guna
Pemantapan dan kekhusuan dalam mencapai Maqamat yang lebih tinggi.
  1. Mengekang hawa nafsu agar terhindar dari kesalahan yang dapat menodai amal.
Ahli sufi menyatakan ,bahwa hokum menjalani thariqat itu Fardhu ‘Ain bagi setiap insan yang menempatkan dirinya untuk selalu Taqarrub Ilallah (mendekatkan diri kepada Allah )

Pengertian Maqamat dan Al Ahwal


A.      Pengertian Maqamat
Kata Maqamat berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat orang berdiri atau pangkal mulia. Diistilahkan dengan station/stage
Kemudian maknanya digunakan untuk arti jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat dengan Allah SWT.

B.      Tingkatan Maqamat
1.       Abu Bakar Muhammad al-Kalabadi  dalam buku al-Ta’aruf li Mazhab Ahl al-Tasawwuf menyebutkan : Tobat – Zuhud – Sabar – Kefakiran – Kerendahan Hati – Takwa – Tawakkal – Kerelaan – Cinta – Ma’rifat.
2.       Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi menyebut dalam al-Luma : Tobat – Wara’- Zuhud – Kefakiran – Sabar – Tawakkal – Kerelaan Hati.
3.       Abu Hamid al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulum al-Din menyatakan : Tobat – Sabar – Kefakiran – Zuhud – Tawakkal – Cinta – Ma’rifat – Kerelaan.
4.       Menurut Abu al-Qasim Abd al-Karim al-Qusyairi, maqamat itu adalah sebagai berikut : Tobat – Wara’ – Zuhud – Tawakkal – Sabar – Kerelaan

C.      Pengertian al Ahwal
Al Ahwal adalah kondisi kejiwaan yang diperoleh sebagai karunia Allah dan bukan darui usahanya ( keadaan mental )
Kondisi ini dapat dikategorikan pada dua bentuk yakni                              atau kondisi mental yang dating dan pergi secara tiba-tiba, kemudian                    atau kondisi mental yang dapat bertahan lama. Bila                                ini dapat dipertahankan dan berubah menjadi kepribadian, maka inilah yang al-Ahwal yang diinginkan oleh semua kaum sufi.

D.      Bentuk-bentuk al Ahwal
Khauf ( takut ) – Tawadhu’ ( rendah hati ) - at-Taqwa ( patuh ) – al-Ikhlas ( ikhlas ) – al-Uns ( berteman ) – al-Wajd ( gembira ) –asy-Syukur ( syukur ) – al-Muraqabah ( kesadaran selalu berhadapan dengan Allah ) – asy-Syauq ( rindu yang disertai mahabbah                      ( seluruh ekspresi terdapat pada Allah dengan kontal getaran sentrum )                       ( tentram dan tidak was-was ).

E.       Perbedaaan Maqamat dengan al  Ahwal
Maqamat adalah jalan-jalan yang harus ditempuh oleh sufi dalam mendekatkan diri kepada Allah swt, sedangkan al Ahwal adalah keadaan mental yang dirasakan oleh sufi

Pengertian Taswuf

A.      Asal-usul kata tasawuf
1.       Berasal dari kata saff  yang artinya barisan dalam shalat berjamaah, alasannya seorang sufi selalu memilih saf terdepan dalam shalat berjamaah, disamping itu mereka memandang akan berada di baris pertama di depan Allah swt.
2.       Berasal dari kata Saufanah, yaitu sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di gurun pasir Arab Saudi. Pengambilan kata ini karena melihat orang-orang sufi banyak memakai pakaian berbulu dan mereka hidup dalam kegersangan fisik, tetapi subur batinnya.
3.       Berasal dari kata Suffah yang artinya pelana, pelana yang dipergunakan shahabat Nabi Muhammad SAW yang miskin untuk bantal tidur di atas bangku batu di samping Masjid Nabawi di Madinah. Versi lain dikatakan bahwa Suffah artinya suatu kamar disamping Masjid Nabawi yang disediakan untuk para Shahabat Nabi Muhammad SAW dari golongan Muhajirin yang miskin. Penghuni suffah ini disebut ahl as-Suffah. Pengambilan kata suffah karena kemiripan tabiat mereka dengan sifat-sifat ahl as-Suffah.
4.       Merujuk pada kata Safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik. Karena seorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan atau orang terbaik.
5.       Merujuk pada kata Safaa atau Safw yang artinya bersih atau suci. Maksudnya, kehidupan seorang sufi lebih banyak diarahkan pada penyucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
6.       Berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theosophi ( theo = Tuhan, Sophos = hikmat ), yang berarti Hikmat ke-Tuhanan.
7.       Berasal dari kata Suuf  yang artinya wol atau kain bulu kasar. Disebut demikian, karena orang-orang sufi banyak yang suka memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatang sebagai lambang kemiskinan dan kesederhanaan.
B.      Definisi Tasawuf
Tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana.
Dalam hal ini dapat kita tarik beberapa pengertian Tasawuf menurut tokoh sufi, diantaranya :
1.       Bisyr bin Haris mengatakan bahwa sufi adalah orang yang suci hatinya menghadap Allah SWT.
2.       Sahl at-Tustari mengatakan bahwa sufi adalah orang yang bersih dari kekeruhan, penuh dengan renungan, putus hubungan dengan manusia dalam menghadap Allah SWT, dan baginya tiada beda antara harga emas dan pasir.
3.       Al-Junaid al-Baghdadi ( wafat 289 H ) ( tokoh sufi modren ) mengatakan Tasawuf ialah membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang dan melepaskan akhlak yang fitri, meneka sifat basyariah ( kemanusiaan ), mejauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat-sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya, memberi nasehat kepada umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT terhadap Allah SWT, dan mengikuti syari’at Rasulullah SAW.
4.       Abu Qasim Abdul Karim al-Qusyairi memberikan definisi bahwa Tasawuf ialah menjabarkan ajaran-ajaran al-Qur’an dan sunnah, berjuang mengendalikan nafsu, menjauhi perbuatan bid’ah, mengendalikan syahwat, menghindari sikap meringan-ringankan ibadah.
5.       Abu Yazid al-Bustami secara lebih luas megatakan bahwa arti Tasawuf mencakup tiga aspek, yaitu Kha ( melepaskan diri dari perangai tercela ), ha  ( menghiasai diri dengan akhlak yang terpuji ), dan jim ( mendekatkan diri kepada Tuhan ).
6.       Ma’ruf al-Karkhi ( wafat 200 H ) mengatakan bahwa Tasawuf ialah mengambil hakikat dan tidak tamak dari apa yang ada dalam genggaman tangan makhluk.
Sebagai bahan analisis perlu dipahami pengertian Tasawuf menurut peneliti Tasawuf diantaranya Ahmad Amin, yang mana berdasarkan realitas kehidupan para sufi ia mencoba merumuskan definisi Tasawuf sebagai   berikut : ” Tasawuf adalah bertekun dalam beribadah, berhubungan langsung dengan Allah, menjauhkan diri dari kemewahan dunia, berlaku zuhud terhadap yang diburu oleh orang banyak ( seperti kelezatan dan harta benda ), dan menghindarkan diri dari makhluk di dalam khalwat ( pengasingan diri ) untuk beribadah.”
C.      Ciri-ciri Tasawuf
Abu al-Wafa’ al-Ganimi at-Taftazani ( peneliti Tasawuf ) dalam bukunya Madkhal ilaa at-Tasawwuf al-Islaamii ( Pengantar ke Tasawuf Islam ) memperbincangkan karakterisrik Tasawuf secara umum. Baginya Tasawuf mempunyai lima ciri umum, yaitu :
1.       Memiliki nilai-nilai moral
2.       Pemenuhan fana ( sirna ) dalam realitas mutlak
3.       Pengetahuan intuitif langsung
4.       Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai karunia Allah SWT  dalam diri sufi karena tercapainya maqaamaat
5.       Penggunaan simbol-simbol pengungkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.
D.      Istilah-istilah dalam  Tasawuf
·         inabah ( penyesalan )
·         iradat ( kendali diri )
·         mujahadah ( perjuangan batin )
·         muraqabah ( mawas diri )
·         mukhalafat an-nafs ( melawan hawa nafsu )
·         taslim ( penyerahan )
·         warak ( menjauhi hal yang diragukan )
·         al khauf ( takut akan kemurkaan Allah swt )
·         raja’ ( mengharapkan rahmat Allah SWT )
·         fana’ ( peleburan diri )
·         baka ( hidup kekal )
·         makrifat ( mengenal )
·         juhd ( usaha keras )
·         qurb ( kedekatan )
·         tafakur ( perenungan )
·         kasyf ( tersingkapnya hijab atau dinding yang membatasi hati manusia dan Allah SWT )

Aliran Muktazilah


            Sejarah muncul Mu`tazilah.
Kaum mu`tazilah adalah golongan yang banyak memakai akal,sehingga mereka dinamai “Kaum Rasionalis.Islam”. Sebab dinamai Mu`tazilah adalah :
*.Wasil menyatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar bukan mukmin dan tidak kafir .Lalu dia dan kawannya menjauhkan diri dari Hasan Basri sebagai gurunya.Lalu Hasan berucap I`tazala `anna Wasil washadiquhu..
*.Qatadah ibn Da`amah masuk ke Majlis Amru Bin `Ubaid yang disangka Majlis Hasan Al Basri,ternyata salah .Ia berdiri dan pergi lalu ia berucap ini kaum Mu`tazilah.
*.Mereka disebut Mu`tazilah karena meyakini orang yang berdosa besar tidak mukmin dan tidak kafir tapi pada Manzilah bainal manzilataini.
           
            Tokoh-tokoh Mu`tazilah.
            1.Washil bin `Atha`
            2.Abu Huzail Al `Alaf.
            3.Ibrahim Ibn Sayyar ibn Hanniy An-Najam.
            4.Mu`ammar Ibn abbad.
 Ajaran Mu`tazilah.
            *.Tidak menerima ikhtiyar dan kasb kecuali majbur.
            *.Tuhan tidak mempunyai sifat.
            *.Surga dan neraka tidak ada.
            *.Tuhan tidak dapat dilihat di surga.
            *.Al Qur an adalah makhluk.

Panca ajaran dasar  Mu`tazilah.
            1.Attauhid.
Tuhan Maha Esa,jika Tuhan mempunyai zat yang unik ,tidak ada yang serupa dengan Dia ,mereka menolak paham Antropormorphisme.Selanjutnya mereka juga menolak paham Beatific Vision yaitu paham Tuhan bisa dilihat manusia dengan dengan mata kepalanya.Satu-satunya sifat Tuhan yang betul-betul tidak mungkin ada pada makhlukNya adalah sifat Qadim.Hanya zat Tuhan yang bersifat qadim.Paham inilah yang mendorong Mu`tazilah untuk meniadakan sifat-sifat Tuhan ,yakni sifat yang mempunya wujud sendiri diluar zat.
            2.Al`Adlu.
Al `Adlu ini adalah ajaran Mu`tazilah kedua yang berarti Maha adil.Adil ini adalah sifat yang paling gamblang  untuk menunjukkan kesempurnaan .Karena Tuhan maha sempurna sudah pasti adil.Tuhan dipandang adil apabila bertindak hanya yang baik (ash-shalah) dan terbaik (Al-ashlah) dan bukan yang tidak baik.Demikian pula Tuhan itu adil bila tidak melanggar janjinya,
            3.Al-Wa`d wa al-wa`id .
               Ajaran ketiga ini erat kaitannya dengan kedua.Al-Wa`d wa al-wa`id berarti janji dan ancaman.Tuhan Maha Adil dan Maha Bijaksana ,tidak akan melanggar janjinya.Perbuatan Tuhan terikat dan dibatasi oleh janjiNya sendiri,yaitu memberi pahala surga bagi yang berbuat baik (al Mu`thi) dan mengancam dengan siksa neraka atas orang yang durhaka (Al-`Ashi).Begitu pula janji Tuhan untuk memberi pengampunan pada orang yang bertaubat nashuha pasti benar adanya.Ini sesuai denganprinsip keadilan .Jelasnya siapa yang berbuat akan    dibalas dengan kebaikan ,siapa yang berbuat jahat akan dibalas dengan siksa yang pedih.        
            4.Al-Manzilah Baina al-Manzilatain.
            Ini ajaran yang mula-mula menyebabkan lahirnya mazhab Mu`tazilah.Ajaran ini terkenal dengan status orang beriman (mukmin) yang melakukan dosa besar. Perbuatan dosa besar bukanlah kafir,karena ia masih percaya kepada Tuhan dan Nabi Muhammad SAW,tetapi bukanlah mukmin,ia tidak bisa masuk surga .Dan bukan pula kafir ,maka ia tidak mesti masuk neraka.Ia seharusnya diletakkan di luar surga dan diluar neraka.Inilah sebenarnya keadilan.
         5.Amar Makruf Nahi Mungkar.
            Perintah berbuat baik dan larangan berbuat jahat,dianggap sebagai kewajiban bukan hanya oleh kaum muktazilah saja,tapi oleh semua umat Islam.ajaran ini menekankan keberpihakan kepada kebenaran dan kebaikan .Ini merupakan konsekwensi logis dari keimanan seseorang.Pengakuan keimanan harus dibuktikan dengan perbuatan baik,diantaranya dengan menyuruh orang lain berbuat baik dan mencegah nya dari kejahatan.

Aliran Khawarij dan Dokrinnya


                a.Sejarah munculnya aliran khawarij.
Secara etimologis kata khawarij berasal dari bahasa arab,yaitu kharaja yang artinya keluar,muncul,timbul atau memberontak 1).Dan menurut Syahrastani menyebut khawarij orang yang memberontak dari imam yang sah.
Adapun pengertian secara terminologi ilmu kalam adalah kelompok Ali Bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena tidak sepakat terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase.
Sa`at terjadi perang shiffein yaitu perang antara pasukan Ali dan Mu`awwiyah . Ali menerima perdamaian yang diajukan Mu`awwiyah dan menerima untuk di adakan arbitrase,maka sekelompok dari pasukan Ali tidak menerima keputusan tersebut apalagi mereka tidak setuju dengan keputusan tahkim yang tidak seimbang.Merekalah yang disebut Khawarij.Ini adalah yang mendasari khawarij untuk keluar dari kelompok Ali dan juga mereka berpegang kepada ayat Allah Swt dalam surat An-nisa` ayat 100 :


ومن يهاجر في سبيل الله يجد في الأرض مراغما كثيرا وسعة  ومن يخرج من بيته مهاجرا إلى الله
ورسوله ,ثم يدركه الموت فقد وقع أجره على الله  وكان الله غفورا رحيما.

Artinya:Barang siapa berhijrah di jalan Allah ,niscaya mereka mnedapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.Barang siapa yang keluar dari rumah nya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya ,kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai tempat yang di tuju),maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah .Dan adalah Allah Maha pengampun lagi maha penyayang.

Tokoh-tokoh Khawarij.
                        Abdullah Bin Wahab Ar Rasyidi dari Bathaih Iraq.
                        Nafiq Bin Asraq dari Bathaih Iraq
                        Qathor Bin Fajaah dari Bathaih Iraq.
                        Abu Thaluf dari Arab.
                        Najdah bin Ami dari Arab.
                        Abu Fudoika dari arab.

Doktrin-doktrin Khawarij.
            Diantara doktrin golongan khawarij diantaranya :
            1.Khalifah atau Imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.    
2.Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab.Dengan demikian setiap muslim berhak untuk di pilih apabila telah memenuhi syarat.
3.Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan tetap menjalankan syari`at Islam .Dan boleh dijatuhkan bila melakukan kezaliman.
4.Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar,Umar dan Usman) adalah sah sampai tahun ke tujuh.Tapi setelah itu dianggap menyeleweng.
5.Khalifah Ali adalah sah ,tapi setelah Tahkim ia dianggap menyeleweng.
6.Orang yang melakukan dosa besar di putuskan kafir dan kekal dalam neraka.
7.Orang baik harus masuk sorga dan orang yang jahat masuk neraka.
8.Amar makruf nahi mungkar.
9.Mentakwilkan ayat-ayat mutasyabihat.
10.Al-Qur an adalah makhluk.
11.Manusia bebas memutuskan perbutannya bukan dari Tuhan.
12.Taqiyah boleh dalam perkataan tapi tidak dalam perbuatan.



Sekte-sekte Khawarij.
               1.Almuhakkimah.
Adalah golongan khawarij asli dari pengikut-pengikut Ali.Bagi mereka ,Ali,Muawiyah,Amru Bin Ash,Musa Al `Asy `ariy dan semua yang mneyetujui arbitrase bersalah dan menjadi kafir.Semua pelaku dosa besar adalah kafir.
2.Al-zariqah.
   Khalifah pertama dari mereka adalah Nafi`ibn Al-Azraq.Sekte ini terkenal lebih radikal dari al-muhakkimah.
3.Al-Najdah.Khalifahny adalah Najdah ibn Amir Al –Hanafi dari Yamamah.
4.Al-Ajaridah .
   Pemimpinnya adalah Abd Al-Karim Ibn Ajrad.
5.Al-Sufriah .
   Pemimpinnya adalah Ziad ibn Al-Asfar.
Al Ibadah.
   Golongan ini yang paling moderat dari yang lain.Pemimpinnya adalah Abdullah Ibn Ibad.